Sebelum membahas perbedaan cetak label flexo dengan digital inkjet, akan dijelaskan apa itu cetak flexo, dan berikutnya akan membahas cetak digital inkjet UV.
Cetak Flexo atau lebih lengkapnya flexography, adalah salah satu proses cetak konvensional yang pada dasarnya adalah teknik cetak tinggi. Dan beberapa decade sebelumnya sering diaplikasikan untuk mencetak “low quality”, Seperti corrugated carton, tetapi dengan berkembangnya teknologi pembuatan dan material platenya, berkembang seperti saat ini, sehingga kualitas hasil cetaknya sudah baik dan bisa disejajarkan dengan cetak offset yang lebih berkembang. Seperti kita ketahui, dari sejarah teknik cetak ada 3 proses, yaitu cetak tinggi, cetak datar dan cetak dalam dan ditambah cetak khusus. Penjelasan simpelnya; cetak tinggi adalah bagian yang mencetak (huruf) lebih tinggi dari bagian yang tidak mencetak yang secara umum orang menyebutnya letterpress, dimana proses kerjanya adalah mekanik; dan cetak datar, dimana bagian yang mencetak dan yang tidak mencetak sama tinggi permukaannya dan pada umumnya disebut cetak offset, dan prosesnya secara kimia; sedangkan cetak dalam adalah bagian yang mencetak (huruf) lebih rendah daripada bagian yang tidak mencetak. Sedangkan cetak adalah teknik cetak yang tidak bisa dikategorikan kedalam ketiga teknik cetak yang telah disebutkan diatas.
Sesuai dengan judul topiknya, pada kesempatan ini pembahasan hanya pada cetak flexo secara garis besarnya saja; bagaimana workflow, proses dan parameter-parameter pada cetak flexo.
Seperti yang telah disinggung di atas bahwa cetak flexo adalah bagian dari cetak tinggi seperti letterpress. Adapun yang membedakan dengan letterpress adalah adanya roll anilox dalam unit penintaannya, sehingga jumlah roll tinta tidak sebanyak letterpress. Dengan tujuan proses perjalanan tinta dari bak tinta ke permukaan plate akan lebih pendek dan stabil, dan juga tidak adanya penyetelan “ink zone” di bak tintanya.
Untuk cetak flexo, Seperti teknik cetak lainnya dimana prosesnya akan diawali pada proses pra cetak (pre press), dimana secara definisi bagian pre-press atau pra-cetak adalah melakukan proses pembuatan plate yang dimulai dari Final Artwork (FA) hingga menjadi plate siap cetak. Dan dalam proses pembuatan plate terdapat dua proses inti yaitu penyinaran (imaging) dan pencucian (proses developer). Dan proses imaging, terdapat dua tahapan yaitu “back expose” dan “front expose”, dan ini juga harus dicari waktu yang sesuai supaya mendapatkan plate yang baik sehingga memudahkan dan tidak membawa masalah di proses cetaknya. Satu sisi proses pra-cetak akan menetukan LPI (Line per Inch) dan juga harus ditentukan pembagian warna dan gambarnya sesuai dengan unit cetak mana yang akan digunakan. Karena selain masing-masing unit cetaknya dibagi atas dasar warna; juga harus sudah ditentukan kehalusan gambar, teks dan solid (blok) dari suatu cetakan pada unit cetaknya. Untuk mendapatkan hasil yang optimal adakalanya antara gambar (beraster) dan blok harus dipisahkan pada unit cetaknya meskipun warnanya sama, bahkan ada kalanya harus dengan proses cetak sablon untuk mendapatkan solid lebih baik. Kalaupun tetap akan dicetak proses flexo, penggunaan anilox rol harus beda dengan unit yang mencetak gambar atau teks kecil. Seperti kita ketahui bahwa proses cetak flexo selalu menggunakan rol anilox pada unit penintaannya, sedangkan rol anilox sendiri mempunyai ukuran LPI dan kedalamannya (BCM), dan hal ini harus sesuai dengan kebutuhan tintanya. Oleh sebab itu konfigurasi mesin flexo seringkali lebih dari 4 warna , sedangkan warna pokok separasi warna adalah 4 warna (CMYK), hal ini karena untuk mendapatkan hasil cetak yang optimal.
Plate yang sudah selesai disiapkan, dilanjutkan mencetak. Biasanya persiapan mesin cetak (flexo) dimulai dengan memasukkan kertas atau bahan yang akan dicetak yang dimulai dari meletakkannya di unit unwinder memasukan, dengan melewati unit web cleaner lalu ke tiap unit cetak hingga sampai unit rewinder. Dilanjutkan memasang plate pada tiap unit cetak dan memasang unit penintaan Berikut tintanya hingga melakukan test cetak hingga disetujui warnanya, dan diakhiri dengan proses produksi mencetak. Bicara peruntukannya dengan proses cetak Flexo, pada umumnya untuk mencetak oplah panjang (long run), akan lebih efisien karena selain kecepatannya lebih cepat, juga biaya pra cetak (pre press) yang merupakan “fix cost” cukup mahal sehingga apabila mencetak oplah pendek (short run), beban biaya pra cetak akan tinggi pada harga satuannya.
Dari penjelasan sederhana diatas, tenaga pekerja (SDM) yang melakukan proses produksi harus mempunyai pengetahuan, skill dan pengalaman yang memadai sehingga bisa mendapatkan hasil yang optimum. Dalam hal ini peran SDM cukup dominan disamping teknologi dan kondisi mesinnya.
Selanjutnya akan dibahas tentang cetak label dengan menggunakan proses cetak digital inkjet. Seperti diketahui bahwa cetak digital pada dasarnya terdapat dua teknik proses penintaannya, yaitu inkjet dan toner, dengan berbagai argumentasi teknologi, kualitas, kecepatan, nilai investasi dan biaya operasionalnya dan lain-lainnya yang menjadi bahan pertimbangan .
Pada teknologi inkjet, pada umumnya untuk menghasilkan hasil cetak akan tergantung tiga hal, yaitu print head yang digunakan dan software yang dikembangkan oleh manufacture pabrik mesin cetaknya sendiri, beserta tintanya. Sebagai contoh bahwa mesin label digital inkjet dengan print-head yang mempunyai resolusi 1200 x 1200 dpi akan lebih baik hasilnya dari pada yang menggunakan print-head dengan resolusi 600 x 600 dpi. Dan disisi lain meskipun print-headnya sama antara mesin cetak yang satu dengan lainnya akan beda hasil cetaknya karena system softwarenya juga berbeda. Seperti yang kita ketahui bahwa di pasar ada beberapa brand print-head dengan kekurangan dan kelebihannya masing-masing, dan juga peruntukannya. Misalnya apakah printhead akan sesuai untuk segmen retail, professional ataupun industry. Dan hal yang selalu “mengikuti” setiap print-head berikut mesinnya adalah jenis dan spesifikasi tinta yang sesuai, bahkan diharuskan untuk menggunakan jenis tinta yang disyaratkan oleh pabriknya. Beberapa tahun belakang teknologi inkjet telah berkembang dengan tinta UV, dengan kelebihannya di aplikasinya. Kita kenal beberapa brand print-head di pasar misalkan Kyocera, XAAR, Konica- Minolta, Memjet, Epson, Fuji, Kodak dan lain-lainnya dengan berapa versi dan tipe nya.
Seperti yang telah disinggung di atas, bahwa kualitas hasil cetak digital inkjet UV akan ditentukan oleh “formula” 3 hal, yaitu Print-Head, Software dan Tinta yang merupakan hasil riset dan pengembangan dari pabrik pembuat mesinnya.
Dari penjelasan atau pemaparan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk mencetak dengan proses flexography sangat tergantung dari orang yang mengerjakan, disamping peralatan atau mesinnya. Sedangkan mencetak dengan proses digital inkjet UV, sangat tergantung dari teknologi atau brand mesinnya.
Oleh sebab itu pada era digital, mencetak akan lebih simple dan mudah meskipun ada beberapa perbedaan atau kekurangan bila dibandingkan dengan proses flexography. Tetapi cetak label dengan proses digital tetap terdapat beberapa kelebihan, yaitu selain tidak perlu membuat plate juga bisa mencetak variabel data dan bervariasi dengan kuantiti sedikit. Atau dengan kata lain personalisasi.
Dilihat dari sisi biaya dan waktu produksi, proses cetak flexo memerlukan biaya pada proses pra-cetak, yang merupakan “fix cost” dan memerlukan waktu paling tidak 1-2 jam. Dan pada proses cetaknya pun memerlukan waktu persiapan mesin dan “waste” bahan yang menjadi “beban” biaya dalam total proses produksi. Sedangkan dalam proses cetak digital beberapa hal tersebut bisa diabaikan, sehingga akan sangat mempengaruhi biaya produksi per unit/satuannya.
Sebagai informasi dan referensi, mesin cetak label digital inkjet UV yang menggunakan Printhead terbaik dikelasnya, dipadukan dengan Software dari hasil riset dan pengembangannya yang terus menerus, serta Tinta yang tahan gores dan panas adalah DURST TAU 330 RSC.
Teknologi cetak Label Digital inkjet UV ini terus berkembang di pasar, yang menurut FINAT RADAR, lembaga survei yang memonitor perkembangan bisnis label & narrow web dalam periode terakhir di Eropa membuat laporan bahwa cetak digital dengan teknologi toner yang ada di pasar adalah 27% dibandingkan dengan teknologi inkjet 73%.
DURST TAU 330 RSC adalah mesin cetak Label Digital inkjet UV yang menggunakan Printhead Dimatix Samba G3L dengan teknologi single pass, dengan variable drop size. Printhead Dimatix ini menurut pembuatnya FUJIFILM adalah printhead tercanggih dan terbaik saat ini yang ada di pasar, dengan Native Resolution nya 1200 x 1200 dpi dan Drop size 2-4-6 pl Grey scale.
Untuk kecepatan cetaknya sampai dengan 80 linear meter/menit dan bila mencetak variabel data dan tinta putih, kecepatannya menjadi 52 linear meter/menit.
Substrate atau material media yang mampu dicetak mulai tipe coated, uncoated, transparent film, PP, PE, BOPP, PVC, PET dan aluminium foil. Dengan ketebalan dari 0,10 – 0,50 mm (0,02 mm harus dengan chill Roller). Sedangkan lebar kertas maximum 350 mm dan lebar cetaknya 330 mm.
Sebagai penutup artikel ini, dapat disimpulkan bahwa proses konvensional yang dalam hal ini cetak flexo, untuk menghasilkan cetak yang baik diperlukan proses dan pengetahuan SDM yang memadai di samping mesin dan material penunjangnya. Mungkin peran SDM nya 60%. Sedangkan proses cetak digital untuk menghasilkan cetak yang baik sangat tergantung pada mesin digital yang digunakan, sedangkan peran operator sangat minim, bisa dibilang 10-15%.
Sebagai informasi terbaru, DURST sudah melaunching dan demo produk platform versi terbaru pada Label Expo 2019 di Brussel, Belgia dengan beberapa inovasi pada software pre press workflownya. Dan pada live demo nanti akan menggunakan tinta yang didesain Low-Migration UV. Tinta jenis ini merupakan tinta sesuai dengan regulasi EuPIA dan Swiss Ordinance yang aman untuk packaging makanan dan farmasi. Hal Lain yang akan di demokan adalah mesin dengan kecepatan 100 linear meter/menit dengan pilihan juga pada lebar 340, 420 atau 508 mm.